Perbaikan Teknologi Pembuatan Gula Merah dengan Bejana yang Dilengkapi Pengaduk untuk Memasak Nira di Industri Rumah Banyubiru Kabupaten Semarang
Setelah sukses mengantarkan eksport serat enceng gondok dan ke benua Eropa maka Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Semarang akan mengembangkan produksi Gula merah, dengan jumlah pengrajin di Kecamatan Banyubiru 20 orang yang terbagi dalam 2 kelompok usaha bersama, para agen dan toko-toko yang menjual produk gula merah menjadi kesulitan mencari gula merah karena gula merah yang di produkdi langsung di beli oleh Pabriaos, baik local maupun dari Jawa Barat, Bandung, Cirebon dan Tasik Malaya sedangkan Jawa Tengah, Tegal, Solo, Pekalongan Kudus dan Pati. Gula merah pada umumnya digunakan sebagai bahan pembantu pembuatan Kecap dan Gula merah yang bahan bakunya diambil dari nira pohon kelapa diambil dengan jalan meyadap pohon tersebut. Kendala yang dihadapi rata-rata sama, modal dan kualitas belum sama, Untuk itu disepakati permodalan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Semarang. Sedangkan untuk kontrol kualitas diharapkan program studi teknik kimia Undip. Untuk menjaga agar kualiats produk sama terus diperlukan Standar Operasional prosesur (SOP), dan bejana pemasakan nira lengkap dengan peralatan pengadukan, dan cerobong asap. Guna higinenies dari produk yang dihasilkan, bahan bahan bakar menggunakan bahan bahan bakar gas. alat pengisap debu sehingga kualitas gula merah dapat ditingkat, sedangkan bila masih terjadi produk kurang baik maka produk akan di buat gula rafinasi. Dari metode yang digunakan dalam menyelesaikan masalah maka perlu dibuatakan suatu bejana yang dilengkapi dengan pengaduk digunakan untuk memasak Nira, dimasak pada suhu sekitar 110oC sambil diaduk. Semula cairan ini berwarna putih kekuningan, lama-lama akan jadi tua dan buih-buih nira turun, hal tersebut berarti mendidih perlahan karena nira mulai pekat.Untuk mengetahui nira sudah masak caranya nira diambil dengan pengaduk, diteteskan ke air, jika terdapat benang-benang gula dan kalau dipegang mudah putus, berarti sudah masak. Nira segera diangkat dari tungku, tetap diaduk sampai mulai dingin. Cetakan dari tempurung kelapa dibasahi dengan air, agar gula mudah dilepas. Selanjutnya nira dicetak Tunggu hingga dingin. Dengan demikian gula merah yang dihasil mempunyai kualitas 1, sedangkan yang rafinasi gula merah dapat dihasilkan gula merah dengan kualitas 2, sehingga sesuai dengan apa yang telah ditargetkan
References
- Brown Nell & Young, “ Process Design of Vessel Pressure “4 th Edition, Mc Graw. Hill Book Company Tokyo, 1987.
- Basuki , Ir. Pengolahan Air Untuk Industri , Balai Industri Surabaya. 4 th Edition,Mc. Graw Hall Inc, England
- Djoko Setiardjo, Dr.Ir; “ Ketel Uap “ edisi ke 4 PT. Pradnya Paramita. Jakarta. 2000.
- Danncay RA and Underwood, I, Quantitatif Analitical Chemistry, 4 th Edition,prentise Hall Inc, Engwood Cliff, Ny, 1990.
- Mc Cabe. Unit Opreation of Chemical Engineering. 3 rd Ed. Mc Graw Hill Book. New York, 1993.
- Perry, J.H. Handbook of Chemical Engineering. 5 th ed. Mc Graw Hill Book. New York, 1987.
- Slamet Sudarmaji. Sanitasi Pangan. Penerbit PAU UGM Jogjakarta, 1997.
- Supriyo, E. Penggorengan Semi Hampa dan Aplikasinya pada Industru Keripik Nangka di Kab. Bantang. Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat. FT Undip. Semarang, 2001.
- Winarno, F.G. Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta, 1990.