How to cite item - BibTeX


@article{P-ISI623,
	author = {Bandi Sasmito and Bagus Pratomo and Nurhadi Bashit},
	title = {Pemantauan Perubahan Garis Pantai Menggunakan Metode Net Shoreline  Movement (NSM) di Wilayah Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta},
	journal = {Prosiding Forum Ilmiah Tahunan (FIT)- Ikatan Surveyor Indonesia (ISI)},
	volume = {1},
	number = {0},
	year = {2021},
	keywords = {},
	abstract = {Pemantauan garis pantai merupakan hal yang penting dilakukan untuk mengetahui abrasi dan akresi garis pantai, terutama di sepanjang pantai selatan Yogyakarta karena perairan Pantai Selatan Yogyakarta merupakan wilayah dari pesisir Pantai Jawa yang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia. Hal tersebut mempengaruhi adanya perubahan garis pantai diwilayah tersebut serta rawannya bencana alam yang dapat terjadi di wilayah tersebut seperti abrasi, akresi, longsor dan gerakan tanah. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ini mengkaji mengenai perubahan garis pantai di Kabupaten Kulonprogo.. Metode dalam pengolahan perubahan garis pantai pada penelitian ini menggunakan Net Shoreline Movement (NSM). Penelitian ini menggunakan citra Landsat 7 dan 8 dengan menerapkan metode Normalized Difference Water Index (NDWI) dan Thresholding untuk mengektraksi garis pantainya. Penelitian ini menggunakan data citra Landsat 7 dan 8 pada tahun 2010, 2012, 2014, 2016, 2018, dan 2020 sehingga dapat mengetahui laju perubahan dari garis pantai pada wilayah tersebut. Hasil penelitian ini adalah laju perubahan garis pantai tahun 2010 hingga 2020 menggunakan metode NSM pada DSAS. Pada hasil pengolahan memperlihatkan perubahan garis pantai yang didominasi oleh abrasi. Abrasi yang terjadi memiliki jarak sejauh -18,04 meter pada Kecamatan Temon, lalu pada Kecamatan Panjatan mengalami abrasi dengan jarak sejauh-12,96 meter dan Kecamatan Galur mengalami abrasi sejauh -16,80 meter. Tidak hanya terjadi abrasi namun ada juga kecamatan yang mengalami akresi dengan jarak sejauh 11,64 meter pada Kecamatan Wates. Dari hasil pengolahan NSM pada Kabupaten Kulonprogo didapatkan hasil rata-rata abrasi sejauh -9,04 meter dari tahun 2010 hingga 2020.},
	issn = {2809-1833},	pages = {269--275}	url = {http://proceedings.undip.ac.id/index.php/isiundip2021/article/view/623}
}