PENGUATAN KOMODITI UNGGULAN MASYARAKAT DESA NYATNYONO, KECAMATAN UNGARAN BARAT, KABUPATEN SEMARANG MELALUI TEKNOLOGI PEMBESARAN LELE MUTIARA DENGAN SISTEM BIOFLOK

Open Access
Article Info
Submitted: 2019-11-29
Published: 2020-06-12
Section: Articles
Language: EN

Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang memiliki potensi
sumberdaya air yang cukup melimpah dan sumberdaya manusianya kebanyakan bermata
pencaharian sebagai petani. Di Desa Nyatnyono terdapat 2 (dua) Kelompok Pembudidaya Ikan
(Pokdakan) yaitu Pokdakan Mardi Mulyo yang berada di Dukuh Sendang dan Pokdakan Siwarak
Mina Sejahtera yang berada di Dukuh Siwarak. Kedua Pokdakan itu mempunyai kegiatan
membudidayakan Ikan Lele baik pembesaran maupun pembenihan. Telah dilakukan Pengabdian
Kepada Masyarakat melalui Program Penguatan Komoditi Unggulan Masyarakat di Desa
Nyatnyono dengan menerapkan teknologi pembesaran Ikan Lele dengan sistem bioflok pada
Tahun Anggaran 2019. Kultur pembesaran Ikan Lele dengan sistem bioflok ini menggunakan
kolam bundar dari bahan plastik/terpal berukuran diameter 2,5 dan 1,5 meter dengan tinggi 1
yang masing-masing sebanyak 4 kolam di Pokdakan Mrdi Mulya dan 3 kolam di Pokdakan
Siwarak Mina Sejahtera. Pengisian air media kultur masing-masing bervolume 4,0 m3 untuk
kolam berdiameter 2,5 meter dan 1,5 m3 untuk kolam berdiameter 1,5 meter. Proses kultur
sistem bioflok yaitu dengan mempersiapkan media bioflok didalam media air kulturnya terlebih
dahulu dengan menggunakan Ikan Lele berukuran 5-7 cm dan padattebar 750 ekor/m3 volume
air kultur. Media kultur diberikan aerasi dan pakan pellet komersial yang sebelum diberikan ke
kultivan terlebih dahulu disemprotkan bakteri probiotik dan diinkubasi dalam kondisi
fermentative selama 24-48 jam. Setelah dipelihara selama 84 hari (dengan bioflok)
menghasilkan rata-rata produksi 320,25 Kg/kolam berdiameter 2,5 m dengan nilai rata-rata FCR
(perbandingan jumlah pakan dengan produksi Lele yang dihasilkan) sebesar 0,795 untuk kolam
berdiameter 2,5 m dan 135 Kg/kolam berdiameter 1,5 m. Hasil produksi ini berbeda nyata lebih
banyak bila dibandingkan dengan kutur tanpa bioflok yang hanya 151,5 Kg/kolam berdiameter
2,5 m dengan nilai FCR 1,09 dan 55,5 Kg untuk kolam berdiameter 1,5 m. Berdasarkan analisa
ekonomi kedua cara teknologi ini menghasilkan keuntungan berkisar Rp.4.500,- -Rp. 5.000,-/1
Kg produksi lele ukuran konsumsi untuk teknologi bioflok, dan berkisar Rp. 750,- sampai
dengan Rp. 1.250,-/1 Kg produksi lele ukuran konsimsi untuk cara yang tanpa menggunakan
bioflok. Disarankan untuk mengembangkan teknologi bioflok didalam kultur pembesaran lele,
dan dierlukan bibit lele yang tersedia setiap saat untuk memenuhikebutuhan petani pembudidaya.

References