Pengelolaan ekosistem mangrove Desa Pasarbanggi Rembang menuju desa ekowisata

Open Access
Article Info
Submitted: 2020-09-22
Published: 2020-12-11
Section: Articles
Language: EN

Mangrove merupakan ekosistem yang khas, dijumpai di sepanjang pantai atau muara sungai di daerah tropis dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Mangrove tumbuh dengan baik pada pantai-pantai yang terlindung atau datar, sehingga memungkinkan proses pengendapan lumpur dan pasir sebagai susbtrak yang diperlukan untuk tumbuhkembangnya. Di Kabupaten Rembang Jawa Tengah, ekosistem mangrove dalam kondisi mengkawatirkan, jenis mangrove yang ada merupakan hasil reboisasi yang dilakukan sejak tahun 1970. Aktivitas manusia, perubahan fungsi lahan dan juga perubahan iklim global menyebabkan perubahan temperatur yang dapat mempengaruhi kestabilan ekosistem. Hutan mangrove Kabupaten Rembang memiliki luas kurang lebih 60 Ha yang dikelola oleh kelompok Tani-Tambak. Oleh karena itu diperlukan upaya konservasinya, agar fungsi mangrove sebagai penahan abrasi pantai, tempat pemijahan dan habitat biota, serta tujuan wisata dapat dipertahankan dan dioptimalkan. Rembang merupakan kabupaten yang berbatasan langsung dengan laut Jawa, sehingga potensi wisata bahari cukup banyak, salah satunya adalah Jembatan Mangrove yang terletak di Dukuh Kaliuntu, Desa PasarBanggi, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. ekosistem mangrove di Desa Pasarbanggi Rembang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai ekowisata. Berbasis masyarakat. Kelompok Tani Sido Dadi Maju dapat menjadi pelopor dalam pengembangan tersebut berdasarkan peluang dan tantangan yang ada. Pendampingan dari perguruan tinggi sangat diperlukan dalam mendukung kajian di aspek ilmiah.

 

References

  1. Widagdo RF, Sugiri A. 2014. Kajian Pengendalian Dalam Mengatasi Kerusakan Ekosistem Mangrove di Kawasan Pesisir Kabupaten Pekalongan. J Tek PWK. 3(2).
  2. Paputungan MS, Koropitan AF, Prartono T, Lubis AA. 2017. Sediment Accumulation Profile in Mangrove Restoration Area of Lembar Bay-Lombok Island. J Ilmu dan Teknol Kelaut Trop. 9(1):301–313.
  3. Hamilton SE and Casey D. 2016. Creation of a high spatio-temporal resolution global database of continuous mangrove forest cover for the 21st century (CGMFC-21). Glob Ecol Biogeogr. 25:729–738. doi:10.1111/geb.12449.
  4. Soeprobowati TR dan Suedy SWA. 2010. Komunitas diatom pada ekosistem mangrove pantai utara jawa tengah. Jurnal Sains Dan Matematika, vol. 18, no. 3, pp. 94-102
  5. Dirjen Planologi dan Tata Lingkungan. 2017. Peta Tutupan Hutan 2016. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
  6. Sya’rani L. 2018. Hutan Mangrove, Pesona Ekologi dan Ekonomi. Dalam Pelestarian Hutan Mangrove dan Peran Serta Masyarakat Pesisir (Puryono). Undip Press, 177 h
  7. Puryono SKS. 2018. Pelestarian hutan mangrove dan peran serta masyarakat pesisir. Undip Press. 177 h
  8. Kusuma IF, 2017. Evaluasi Kesesuaian Ekologis Mangrove Untuk Ekowisata Dan Silvofishery di Desa Pasar Banggi, Rembang, Jawa Tengah. UGM Yogyakarta
  9. Muqorrobin A, Yulianda F, dan Kodiran T. 2013. Pengelolaan ekosistem mangrove berbasis co-management di Desa Pasarbanggi, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Bonorowo Wetlands 3(2): 114-131
  10. KKBPRI (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Repiblik Indonesia.) 2018. Pengelolaan Ekosistem mangrove berkelanjutan
  11. Auliyani D., Hendarto B, dan Kismartini. 2013. Pengaruh Rehabilitasi Hutan Mangrove terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir
  12. Kabupaten Rembang. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan ISBN978-602-17001-1-2
  13. Novianti D. 2016. Strategi Pengembangan Mangrove Dalam Mendukung Pembangunan Ekowisata di Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang
  14. Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Politik Pemerintahan, Volume 9 No. 1, Agustus 2016. Hlm. 155 – 164
  15. Kinata, A. 2012. Upaya menghembalikan ekosistem mangrove yang sudah rusak kembali seperti asli (restorasi) akibat aktivitas manusia. Jurnal Lmu Lingkungan Hidup. https://uwityangyoyo.wordpress.com/2012/07/24/upaya-mengembalikan-ekosistem-mangrove-yang-sudah-rusak-kembali-seperti-asli-restorasi-akibat-aktivitas-manusia
  16. BLH Rembang. 2016. Laporan Akhir Perencanaan Penyusunan Masterplan Hutan Wisata Mangrove Dukuh Kaliuntu Desa Pasarbanggi. Rembang
  17. Dwijayati AK, Siuprapto D, dan Rudiyanti S. 2016. Identifikasi potensi dan strategi pengembangan ekowisata pada kawasan konservasi hutan mangrove Desa Pasarbanggi Kabupaten Rembang
  18. Butcher J. 2007. Ecotourism, NGO’s, and Development: A Critical Analysis. New York: Routledge
  19. Fennell DA. 2003. Ecotourism: An Introduction. Edisi Kedua. New York: Routledge
  20. Hill J dan Gale T (Eds.). 2009. Ecotourism and Environmental Sustainability: Principles and Practice. Burlington: Ashgate
  21. Chuang S. 2010. “Rural Tourism: Perspective from Social Exchange Theory”. Social Behavior and Personality Journal 8(10): 1313. Taiwan: Society for Personality Research
  22. Fernando NA. 2008. Rural Development Outcomes and Drivers: An Overview and Some Lessons. Phillipines: Asian Development Bank
  23. Tanaya DR dan Rudiarto I. 2013. Potensi pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di kawasan Rawapening, Kabupaten Semarang. Jurnal Teknik PWK 3(12014): 71-81
  24. Duke N, Kathiresan K, Salmo III SG, Fernando ES, Peras JR, Sukardjo S and Miyagi T. 2010. Rhizophora mucronata. The IUCN Red List of Threatened Species 2010: e.T178825A7618520 https://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2010-2.RLTS.T178825A7618520.en
  25. Ellison J, Duke N, Kathiresan K, Salmo III SG, Fernando ES, Peras JR, Sukardjo S, and Miyagi T (2010) Rhizophora stylosa. The IUCN Red List of Threatened Species 2010: e.T178850A7626520. http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2010-2.RLTS.T178850A7626520.en. https://www.iucnredlist.org/species/178850/7626520
  26. Joandani, G.K.; Pribadi, R.; Suryono, C.A. 2019. Kajian Potensi Pengembangan Ekowisata Sebagai Upaya Konservasi Mangrove Di Desa Pasar Banggi, Kabupaten Rembang. Journal of marine Research 8(1): 117-126

  1. Tri Retnaningsih Soeprobowati  Scholar Universitas Diponegoro, Indonesia
    Department Biology