Sosialisasi Pencegahan Leptospirosis Melalui Pengendalian Kepadatan Tikus Dan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga kepada Warga Kelurahan Srondol Kota Semarang

Open Access
Article Info
Submitted: 2020-09-12
Published: 2020-12-11
Section: Articles
Language: EN

Kota Semarang merupakan salah satu daerah endemis Leptospirosis. Dinas Kesehatan Kota Semarang melaporkan bahwa ada 42 kasus dan 11 kematian akibat Leptospirosis, dengan 4 kasus dan 1 kematian di antaranya terdapat di Kecamatan Banyumanik. Berbagai metode pengendalian leptospirosis telah dikerjakan, namun umumnya pengendalian yang dilakukan kurang optimal. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pelatihan pengendalian tikus sebagai penular penyakit leptospirosis dan perbaikan sanitasi dengan pengolahan sampah kepada warga sekitar pasar tradisional, Kelurahan Srondol Wetan Kecamatan Banyumanik. Peserta sasaran dalam pengabdian ini diberikan sosialisasi tentang pencegahan Leptospirosis dan pengelolaan sampah rumah tangga. Tahapan kegiatan meliputi survei kepadatan tikus, mengukur tingkat pengetahuan warga dalam pengendalian leptospirosis dan memberikan pendidikan kesehatan terkait pengendalian leptospirosis dan pengelolaan sampah rumah tangga. Dari hail kegiatan menunjukkan secara statistik dengan uji pair t test menghasilkan peningkatan pengetahuan warga setelah dilakukan sosialisasi (p=0,011). Disimpulkan pendidikan kesehatan yang diberikan dapat meningkatkan pengetahuan peserta sasaran. Diharapkan dengan peningkatan pemahaman ini akan terbentuk sikap dan praktik pengendalian leptospirosis oleh masyarakat.

References

  1. Anies, Hadisaputro S., Sakundarno A.M., Suhartono. Lingkungan dan
  2. Perilaku pada Kejadian Leptospirosis. Media Medika Indonesia. 2009;
  3. (6): 306-311
  4. Dirjen P3L. Petunjuk Teknis Pengendalian Leptospirosis. III. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. 2014.
  5. Dinas Kesehatan Kota Semarang. Metode Surveilans Epidemiologi Berbasis Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Kota Semarang. Semarang. 2014 www.b2p2vrp.litbang-depkes.go.id.
  6. Dinas Kesehatan Kota Semarang. Data Surveilans Leptospirosis Kota Semarang Tahun 2012-2015. Semarang. 2015.
  7. Dinas Kesehatan Kota Semarang. Data Surveilans Leptospirosis Kota Semarang Tahun 2019. Semarang. 2020.
  8. Firdaus, M Z, Hestiningsih, R., Martini M, Wuryanto, M A. Kepadatan tikus di daerah kasus penderita Leptospirosis di wilayah kerja puskesmas ngemplak Kabupaten boyolali. Jurnal kesehatan masyarakat (e-journal), 2019. 7 (4).
  9. Gasem M. H. Gambaran Klinik dan Diagnosis Leptospirosis pada Manusia. Kumpulan Makalah Simposium Leptospirosis, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2002.
  10. Kementerian Kesehatan RI. Permenkes No 45/2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan. 2014.
  11. Mahfoedz I., dan Eko S.Pendidikan kesehatan bagian dari promosi kesehatan. Yogyakarta: Fitramaya. 2017.
  12. Martini, M., Yuliawati, S., Hestiningsih, R., Kusariana, N., dan Haryanto, S. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Penurunan Kepadatan Tikus di Sumurboto, Kecamatan Banymanik, Semarang. Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit (Vektora). 2019. 11 (1).DOI: https://doi.org/10.22435/vk.v11i1.1407
  13. Priyotomo Y.C, Santoso, L., Martini M, dan Hestiningsih, R. Studi Kepadatan Tikus aan Ektoparasit di Daerah Perimeter dan Bufferpelabuhan Laut Cilacap. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 2015. 3 (20). http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
  14. Rusmini. Bahaya Leptospirosis (Penyakit Kencing Tikus) & Cara Pencegahannya.
  15. Yogyakarta: Penerbit Gosyen Publishing. 2011.
  16. Widarso H.S., dan Wilfried P. Kebijaksanaan Departemen Kesehatan dalam Penanggulangan Lepto-spirosis di Indonesia. Kumpulan Makalah SimposiumLeptospirosis. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2002
  17. Wijayanti, T., Isnani, T., Kesuma, A.P.PengaruhPenyuluhan (CeramahdenganPower Point) terhadapPe-ngetahuantentangLeptospirosis di KecamatanTembalang, Kota Semarang Jawa Tengah. BALABA. 2016; 12 (1) : 39-46
  18. WHO. Human leptospirosis: guidance for diagnosis, surveillance and control. WHO Libr. 2003;45(5):1-109. doi:10.1590/S0036-46652003000500015

  1. MARTINI MARTINI  DIPONEGORO UNIVERSITY, Indonesia
    EPIDEMIOLOGY DEPARTMENT OF PUBLIC HEALTH FACULTY OF DIPONEGORO UNIVERSITY