Penerapan Metode Penggemukan Kepiting Bakau (Scylla sp.) pada Wilayah Dampak Abrasi di Desa Bedono, Sayung, Demak

Open Access
Article Info
Submitted: 2020-06-13
Published: 2020-06-13
Section: Articles
Language: EN
Kawasan pesisir sangat rentan terjadi fenomena alam ataupun dampak lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Abrasi merupakan pengikisan daratan (pantai) akibat aktivitas pasang surut, arus dan gelombang. Abrasi yang terjadi di kawasan pesisir Pantai Utara Jawa menyebabkan sebagian besar wilayah daratannya tenggelam. Desa Bedono  adalah salah  satu  daerah  di  Kecamatan  Sayung,  Kabupaten  Demak,  Jawa Tengah  yang  pantainya  mengalami abrasi cukup parah. Pengembangan Desa Bedono sebagai desa ekowisata berbasis bahari mempunyai banyak peluang pengembangan usaha, seperti usaha budidaya kerang darah, tiram dan penggemukan kepiting bakau. Alam Desa Bedono yang memiliki banyak kawasan hutan mangrove, dapat dimanfaatkan sebagai tempat penggemukan kepiting bakau. Pembesaran dan penggemukan kepiting bakau dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan kepiting yang siap di jual dengan masa pemeliharaan yang tidak terlalu lama (2 minggu – 2 bulan). Kurangnya pengetahuan masyarakat Desa Bedono mengenai metode budidaya penggemukan kepiting bakau, menjadi tujuan penelitian untuk memberikan budidaya percontohan yang tepat. Penggemukan kepiting dilakukan menggunakan metode box apung dan pagar tancap. Penggemukan menggunakan metode box apung memiliki sintasan 25% sedangkan metode pagar tancap 82%. Hasil penerapan metode penggemukan kepiting bakau (Scylla sp.) terhadap sintasan adalah metode pagar tancap lebih efektif diterapkan di Desa Bedono.

References

  1. Damaywanti, K. (2013) ‘Dampak Abrasi Pantai terhadap Lingkungan Sosial (Studi Kasus di Desa Bedono , Sayung Demak)’, Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, pp. 363 – 367.
  2. Djunaidah, I. S., M. R. Toilehere., M. I. Effendie., S. Sukimin dan E. Riani. 2004. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Kepiting Bakau (Scylla paramamosain) yang Dipelihara pada Substrat Berbeda. Jurnal Ilmu Kelautan, 9(1) : 20 – 25.
  3. Idha, A., I. Samidjan dan D. Rachmawati. 2013. Pemberian Kombinasi Pakan Koeng Macan dan Ikan Rucah Terhadap Pertumbuhan dan Kelulushidupan Kepiting Bakau (Scylla paramamosain). Journal of Aquaculture Management and Technology. 2(1) : 131-138.
  4. Irwani dan C. A. Suryono. 2012. Pertumbuhan Kepiting Bakau (Scylla serrata) di Kawasan Mangove. Buletin Oseanografi Marina, 1(1) : 15 – 19.
  5. Khairiah, S. E. Wardoyo dan P. Wahid. 2012. Pengaruh Mutilasi dan Ablasi terhadap Molting Kepiting Bakau (Scylla serrata) sebagai Kepiting Lunak. Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa. 2(1): 81 – 91
  6. Mardiana, W. Mingkid Dan H. Sinjai. 2015. Kajian Kelayakan dan Pengembangan Lahan Budiaya Kepiting Bakau (Scylla spp.) di Desa Likupang II Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Budidaya Perairan, 3 (1): 154 – 164.
  7. Mardiana. W. Mingkid dan H. Sinjal. 2016. Kajian Kelayakan dan Pengembangan Lahan Budidaya Kepiting Bakau (Scylla spp) di Desa Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Budidaya Perairan, 3(1) : 154 – 164.
  8. Putri, R.A., I. Samidjan Dan D. Rachmawati. 2014. Performa Pertumbuhan dan Kelulusan Hidup Kepiting Bakau (Scylla paramamosain) melalui Pemberian Pakan Buatan dengan Persentase Jumlah yang Berbeda. Journal of Aquaculture Management and Technology. 3 (4): 84 – 89.
  9. Prasetiyono, E dan D. Syaputra. 2017. Budidaya Kepiting Bakau di Kelurahan Air Jukung, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka. Jurnal Pengabdian, 4(2) : 9 – 17.
  10. Rangka, N. A. 2007. Status Usaha Kepiting Bakau Ditinjau dari Aspek Peluang dan Prospeknya. Jurnal Neptunus, 14(1) : 90 – 100.
  11. Sagala, L. S. S., M. Idris dan M. N. Ibrahim. 2013. Perbandingan Pertumbuhan Kepiting Bakau (Scylla serrata) Jantan dan Betina pada Metode Kurungan Dasar. Jurnal Mina Laut Indonesia. 3(12):46-54
  12. Saidah, S dan L. A. Sofia. 2016. Pengembangan Usaha Pembesaran Kepiting Bakau (Scylla spp) melalui Sistem Silvofishery. Jurnal Hutan Tropis, 4(3) : 265 – 272.
  13. Saputri, M. dan Muammar. 2018. Karakteristik Habitat Kepiting Bakau (Scylla sp.) di Ekosistem Mangrove Silang Cadek Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Jurnal Biotik, 6(1) : 75 – 80.
  14. Suprapto, D., I. Widowati., E. Yudiati2 dan Subandiyono. 2014. Pertumbuhan Kepiting Bakau (Scylla serrata) yang diberi Berbagai Jenis Pakan. Ilmu Kelautan, 19(4) : 202 – 210.
  15. Suswanto, I. 2018. Budidaya Kepiting Soka dengan Metoda Sangkar Massal. Jurnal Pengabdi, 1(1) : 7 – 14.
  16. Syafaat, M. N. dan Gunarto. 2018. Budidaya Pembesaran Kepiting Bakau (Scylla tranquebarica) (Fabricius, 1798) Hasil Pembenihan pada Lokasi Tambak yang Berbeda. Media Akuakultur, 13 (1) : 21-30.