PENERAPAN OTOMASI PRODUKSI "SIBUNIN" MESIN PENGERING DAN PENIRIS MINYAK PADA KELOMPOK USAHA KERUPUK RAMBAK KULIT KERBAU CIPTA RASA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS DI DESA PENAGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL

Open Access
Article Info
Submitted: 2019-12-01
Published: 2020-06-12
Section: Articles
Language: EN

UKM Kerupuk Rambak Kulit Kerbau Cipta Rasa milik bapak Sutego yang terletak di Rt 01 Rw 01 Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal. UKM Kerupuk Rambak Kulit Kerbau Cipta Rasa Penaggulan merupakan suatu usaha industri yang sangat berpotensi dan merupakan sumber penghasilan penduduk desa Penanggulan kapasitas 1 ton / 6 bulan (140 bal @ Rp.15.000,-). Sebelumnya di wilayah Penanggulan terdapat 11 industri kerupuk rambak kulit kerbau, tetapi kini hanya tersisa 3 industri kerupuk rambak kulit kerbau termasuk UKM Kerupuk Rambak Kulit Kerbau Cipta Rasa. Apabila tidak dilestarikan lama kelamaan keberadaan UKM Kerupuk Rambak Kulit Kerbau tersebut semakin langka. Namun demikian, proses produksi kerupuk rambak di industri Kerupuk Rambak Cipta Rasa sampai saat ini masih memiliki beberapa kendala yang sangat berarti. Salah satunya adalah pada peralatan yang digunakan untuk mengeringkan kulit kerbau masih menggunakan sinar matahari yang akan mengalami kendala pada waktu musim hujan.. Untuk itu perlu menerapkembangkan teknologi produksi berupa mesin pengering kulit kerbau mekanis otomotis, sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas UKM Kerupuk Rambak Cipta Rasa dan  mempercepat  produksi  kerupuk  yang  akan  diproduksi.  Namun  demikian,  kapasitas  industri  kerupuk rambak ini relative kecil, yaitu tiap hari hanya produksi 40 kg / bulan atau 5 kg/hari dengan harga Rp.

15.000,00/bungkus.  Problem  lainnya  pada  UKM  Kerupuk  Rambak  Cipta  Rasa  adalah  peralatan  yang digunakan masih sangat sederhana, terutama alat untuk menghilangkan minyak setelah penggorengan. Alat untuk meniriskan minyak masih manual atau konvensional menggunakan kertas minyak sehingga tidak semua minyak terangkat dari kerupuk yang akan menyebabkan cepatnya proses ketengikan. Untuk itu, agar produktivitas meningkat,  diperlukan penerapan  teknologi  tepat  guna  berupa  alat mesin  spinner otomatis. Penerapan alat pemarut mekanis ini merupakan solusi yang tepat, karena peralatan murah dan tepat guna dengan kapasitas relative besar.

References

  1. Luchsinger, H.R. 1984, The Swiss Foundation
  2. For Technical Assitance, Zurich.
  3. Mc Cabe, 1960, Unit Operations, 3th Ed., New
  4. York, Mc Millan Publ.
  5. Pitojo, S, 1998, Anek Pembuatan Sale pisangs
  6. , Yogyakarta, Penerbit Kanisius.
  7. Purnomo, H, Adiono. 1987, Ilmu Pangan, Jakarta, Penerbit Universitas Indonesia (UI Press)
  8. Rajalakshmi, D., & Narashiman, S., 1996.
  9. Food Antioxidants Sources Health
  10. Perspective. New Yor, Inc
  11. Rismunandar & Paimin, F.B., 2006.
  12. Pengolahan Sale pisangs
  13. Said, E. G. 2000, Menguak Potensi Pengembangan Industri Hilir Perkebunan Indonesia. Makalah Seminar Sehari Kebijakan Industri Hilir Perkebunan di Jakarta.
  14. Surdiatata, Shinroku Saito, 1985, Pengetahuan
  15. Bahan Teknik, Jakarta, Pradnya
  16. Paramita
  17. Wikantyasa, B. 1989, Satuan Operasi dalam Proses Pangan, Yogyakarta P.A.U. Pangan Gizi, UGM