Perbaikan Teknologi Pembuatan Gula Merah dengan Bejana yang Dilengkapi Pengaduk untuk Memasak Nira di Industri Rumah Banyubiru Kabupaten Semarang

Open Access
Article Info
Submitted: 2019-12-01
Published: 2020-06-12
Section: Articles
Language: EN

Setelah sukses mengantarkan eksport serat enceng gondok dan ke benua Eropa maka Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Semarang  akan mengembangkan  produksi Gula merah, dengan jumlah pengrajin di Kecamatan  Banyubiru  20 orang yang terbagi dalam 2 kelompok usaha bersama, para agen dan toko-toko yang menjual produk gula merah menjadi kesulitan mencari gula merah karena gula merah yang di produkdi langsung di beli oleh Pabriaos, baik local maupun dari Jawa Barat, Bandung, Cirebon dan Tasik Malaya sedangkan  Jawa  Tengah,  Tegal,  Solo,  Pekalongan  Kudus  dan  Pati.  Gula  merah  pada umumnya    digunakan  sebagai  bahan  pembantu  pembuatan  Kecap  dan  Gula  merah  yang bahan bakunya diambil dari nira pohon kelapa diambil dengan jalan meyadap pohon tersebut. Kendala yang dihadapi rata-rata sama, modal dan kualitas belum sama,  Untuk itu disepakati permodalan  oleh  Dinas  Koperasi  dan  UMKM  Kabupaten  Semarang.  Sedangkan  untuk kontrol kualitas diharapkan program  studi teknik kimia Undip. Untuk menjaga agar kualiats produk sama terus diperlukan Standar Operasional  prosesur (SOP), dan bejana pemasakan nira lengkap dengan peralatan pengadukan, dan cerobong asap. Guna higinenies dari produk yang dihasilkan,  bahan bahan bakar menggunakan  bahan bahan bakar gas.   alat pengisap debu  sehingga  kualitas  gula  merah  dapat  ditingkat,  sedangkan  bila  masih  terjadi  produk kurang baik maka produk akan di buat gula rafinasi. Dari metode  yang digunakan  dalam menyelesaikan  masalah  maka perlu dibuatakan  suatu bejana yang dilengkapi  dengan pengaduk  digunakan untuk memasak Nira, dimasak pada suhu sekitar 110oC sambil diaduk. Semula cairan ini berwarna putih kekuningan, lama-lama akan jadi tua dan buih-buih nira turun, hal tersebut berarti mendidih perlahan karena nira mulai pekat.Untuk mengetahui nira sudah masak caranya nira diambil dengan pengaduk, diteteskan ke air, jika terdapat benang-benang gula dan kalau dipegang mudah putus, berarti sudah  masak. Nira segera diangkat dari tungku, tetap diaduk sampai mulai dingin. Cetakan dari  tempurung  kelapa  dibasahi  dengan  air,  agar  gula  mudah  dilepas.  Selanjutnya    nira dicetak Tunggu hingga dingin. Dengan demikian gula merah yang dihasil mempunyai kualitas 1, sedangkan yang rafinasi gula merah dapat dihasilkan gula merah dengan kualitas 2, sehingga sesuai dengan apa yang telah ditargetkan

References

  1. Brown Nell & Young, “ Process Design of Vessel Pressure “4 th Edition, Mc Graw. Hill Book Company Tokyo, 1987.
  2. Basuki , Ir. Pengolahan Air Untuk Industri , Balai Industri Surabaya. 4 th Edition,Mc. Graw Hall Inc, England
  3. Djoko Setiardjo, Dr.Ir; “ Ketel Uap “ edisi ke 4 PT. Pradnya Paramita. Jakarta. 2000.
  4. Danncay RA and Underwood, I, Quantitatif Analitical Chemistry, 4 th Edition,prentise Hall Inc, Engwood Cliff, Ny, 1990.
  5. Mc Cabe. Unit Opreation of Chemical Engineering. 3 rd Ed. Mc Graw Hill Book. New York, 1993.
  6. Perry, J.H. Handbook of Chemical Engineering. 5 th ed. Mc Graw Hill Book. New York, 1987.
  7. Slamet Sudarmaji. Sanitasi Pangan. Penerbit PAU UGM Jogjakarta, 1997.
  8. Supriyo, E. Penggorengan Semi Hampa dan Aplikasinya pada Industru Keripik Nangka di Kab. Bantang. Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat. FT Undip. Semarang, 2001.
  9. Winarno, F.G. Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta, 1990.