Analisis Perubahan Garis Pantai dan Penggunaan Lahan di Kota Probolinggo, Jawa Timur

Open Access
Article Info
Submitted: 2021-12-10
Published:
Section: Articles
Wilayah Pesisir Kota Probolinggo merupakan kawasan yang rentan terjadi perubahan garis pantai, yang diakibatkan oleh dua faktor. Faktor tersebut berupa faktor alami yang terjadi diakibatkan oleh erupsi Gunung Bromo, sedangkan faktor manusia sendiri diakibatkan telah terjadinya pembangunan pelabuhan dipesisir Kota Probolinggo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetehui ;(1) Perubahan Garis Pantai yang terjadi pada tahun 2004, 2009, 2014, 2019 di Kota Probolinggo, Jawa Timur; (2) Perubahan penggunaan lahan yang terjadi pada tahun 2004, 2009, 2014, 2019 di Kota Probolingggo, Jawa Timur. Alur penelitian ini terdiri atas studi pendahuluan, pengumpulandata, pengolahan data, validasi dan analisis data serta pembahasan. Adapun untuk pengolahan data menggunakan citra satelit landsat 7 dan citra landsat 8, serta menggunakan Difital Shoreline Analysis System (DSAS) versi 5 pada peranngkat lunak ArcGis 10.5.1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Perubahan Garis Pantai pada tahun 2004 - 2019 di Pesisir Kota Probolinggo mengalami akresi, terjadi pada Desa Mayangan dengan laju rata-rata akresi sebesar 21,94 meter/tahun dan rata-rata jarak akresi sebesar 112,25 meter. Sedangkan akresi terendah terjadi pada Desa Sukabumi dengan laju rata-rata akresi sebesar 1,84 meter/tahun dan rata-rata jarak akresi sebesar 10,12 meter;(2) Perubahan Guna Lahan yang terjadi di Kota Probolinggo yaitu berupa lahan pemukiman, lahan kosong, tambak, sawah, mangrove, dan pelabuhan. Perubahan guna lahan terbesar pada rentang tahun 2004 sampai dengan tahun2019 pada lahan pemukiman terjadi penambahan lahan sebesar 352.43 Ha, Sedangkan perubahan guna lahan yang paling kecil adalah lahan kosong dengan pengurangan luas lahan sebesar 8.91 Ha.

References

  1. Agus, S. M., Zainul, F. A. dan Khurniawan, S. D. (2017). Deteksi Perubahan Garis Pantai Menggunakan Digital Shoreline Analysis System (DSAS) di Pesisir Timur Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Skripsi
  2. Al Ghiffary, M. I. (2006). Evaluasi Perubahan Garis Pantai Kabupaten Indramayu Menggunakan Citra Satelit Landsat Multitemporal. Skripsi. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember
  3. Annisa, S. (2021). Identifikasi Pencemaran Pb, Cd, dan Cu dalam Sedimen di Pelabuhan Gresik. Skripsi. Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya
  4. Arief, M., Winarso, G. dan Prayogo, T. (2011). Kajian Perubahan Garis Pantai Menggunakan Data Satelit Landsat di Kabupaten Kendal. Jurnal Penginderaan Jauh,, 71-80
  5. Asyiawati, Y. dan Akliyah, L. S. (2014). Identifikasi Dampak Perubahan Fungsi Ekosistem Pesisir Terhadap Lingkungan di Wilayah Pesisir Kecamatan Muaragembong. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 14(1)
  6. Badan Perencanaan Daerah Kota Probolinggo. (2019). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Probolinggo. Kota Probolinggo: Pemerintah Kota Probolinggo
  7. Baskoro, N., Joesidawati, M. dan Sukma, R. (2018). Perubahan Garis Pantai Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan, Menggunakan Citra Landsat Dengan Metode Digital Shoreline Analysis System (DSAS)
  8. Boak, H. dan Turner, L. (2005). Shoreline Definition and Detection. Journal of Coastal Research (214), 688-703
  9. Dahuri, R. (2003). Keanekaragaman Hayati Laut, Aset Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
  10. Darmiati, I. W. (2020). Analisis Perubahan Garis Pantai di Wilayah Pantai Barat Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 211-222
  11. Diah Ratna Setianingrum, A. S. (2014). Analisis Kesesuaian Lahan Tambak Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Geodesi Undip, 1-12
  12. Disaptono, S. dan Budiman. (2006). Tsunami. Bogor: Buku Ilmiah Populer
  13. Drs.Dede Sugandi, M., Lili Somantri, S. dan Nanin Trianawati Sugito, S. (2009). Sistem Informasi Geografi (SIG). Bandung: UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
  14. Hariyadi. (2011). Analisis Perubahan Garis Pantai selama 10 Tahun Menggunakan CEDAS (Coastal Engineering Design and Analisys System) di Perairan Teluk Awur pada Skenario Penambahan Bangunan Pelindung Pantai. Buletin Oceanografi Marina
  15. Hartanti, I. H. (2017). Analisis Perubahan Garis Pantai Dengan Menggunakan Citra Satelit Landsat Di Pesisir Kabupaten Tangerang. Banten
  16. Hidayah, Z. dan Suharyo, O. S. (2018). Analisa Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Pesisir Selat Madura. Ilmiah Rekayasa, 11, 19-30
  17. Himmelstoss, E. H. (2018). Digital Shoreline Analysis System (DSAS) Version 5.0 User Guide. Virginia: Geological Survey
  18. Isdianto, A., Asyari, I. M., Haykal, M. F., Adibah, F., Irsyad, M. J. dan Supriyadi. (2020). Analisis Perubahan Garis Pantai dalam Mendukung Ketahanan Ekosistem Pesisir. Jukung Jurnal Teknik Lingkungan, 6(2), 168-181
  19. Istiqomah, F., Sasmito, B., & Amarrohman, F. J. (2016). Pemantauan Perubahan Garis Pantai Menggunakan Aplikasi Digital Shoreline Analysis System (DSAS). GEODESI, 78-89
  20. Juarsah, I. (2016). Keragaman sifat-sifat tanah dalam sistem pertanian organik berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian
  21. LAPAN. (2015). Pedoman Pengolahan Data Penginderaan Jauh Landsat 8 Untuk MPT. Jakarta: LAPAN
  22. Linda Vidya, M. (2015). Studi Pengembangan Ekowisata Daerah Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah Pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batu. Skripsi. Malang: Universitas Brawijaya.
  23. Lubis, D. P., Pinem, M. dan Simanjuntak, M. N. (2017). Analisis Perubahan Garis Pantai Dengan Menggunakan Citra Penginderaan Jauh. Geografi, 21-31
  24. Muhtadien, E. (2021). Pemodelan Sedimen Pada Kondisi Sekarang Dan Masterplan Lamongan Oil Tank Terminal (Lott) Di Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan Menggunakan Perangkat Lunak Mike 21. Skripsi. Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya
  25. Mustopa, Z. 2. (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengarui Alih Fungsi Lahan Pertanian di Kabupaten Demak. Skripsi
  26. Nugroho, A. S., Wicaksono, A. dan Kurniawan, I. A. (2017). Evaluasi Tata Ruang Pesisir Terhadap Bencana Abrasi di Kabupaten Jepara. Seminar Nasional Geograf, (pp. 747-754)
  27. Opa, E. (2011). Perubahan Garis Pantai Desa Bentenan Kecamatan Pusomaen, Minahasa Tenggara. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis, 109-114
  28. Parman, S. (2010). Deteksi Perubahan Garis Pantai, Melalui Citra Pengindraan Jauh Di Pantai Utara Semarang Demak. Geografi.
  29. Purnaditya, N., I Gusti, N. dan I Gusti, B. (2012). Prediksi Perubahan Garis Pantai Nusa Dua dengan ONELINE Model. Ilmiah Elektronik Infrastruktur, 1-8.
  30. Putro, S. S. (2017). Analisi Hubungan Fraksi Sedimen Vulkanik Terhadap Kerapatan Mangrove Di Pesisir Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo.
  31. Sukandar, Dewi, C. S., Handayani, M., Harsindhi, C. J., Maulana, A. W., Supriyadi, et al. (2016). PROFIL DESA PESISIR PROVINSI JAWA TIMUR VOLUME II (SELATAN JAWA TIMUR). Surabaya: DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR
  32. Suniada, K. I., & B. Realino, S. (2014). Studi Penentuan untuk Lokasi Pengembangan Budidaya Rumput Laut di WIlayah Perairan Teluk Saleh, Sumbawa, NTB. Jurnal Kelautan Nasional, 9(2)
  33. Triatmodjo, B. (1999). Teknik Pantai. Yogyakarta: Beta Offset
  34. Wibisono, M. S. (2005). Pengantar Ilmu Kelautan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
  35. Winasis, E. A. (2018). Pemantauan Perubahan Garis Pantai Dengan Interpretasi Citra dan Digital Shoreline Analysis System (DSAS). (Studi Kasus : Pesisir Kabupaten Kulon Progo). Skripsi. Malang: Institut Teknologi Nasional

  1. Akbar M Saputra  Ilmu Kelautan, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Ampel Surabaya, Indonesia
  2. Andik D Muttaqin  Ilmu Kelautan, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Ampel Surabaya, Indonesia
  3. Asri Sawiji  Ilmu Kelautan, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Ampel Surabaya, Indonesia
  4. Rizqi A Perdanawati  Ilmu Kelautan, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Ampel Surabaya, Indonesia