Analisis Kualitas Data Peta Pendaftaran Tanah pada GeoKKP Dusun Jetis Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kulonprogo

Open Access
Article Info
Submitted: 2021-12-10
Published:
Section: Articles

Kualitas data pertanahan menjadi hal yang sangat penting dalam kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Data pertanahan meliputi data yuridis dan data fisik. Penataan atribut yuridis dan fisik data pertanahan dilakukan melalui Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) atau dikenal dengan GeoKKP. Data yang telah diakuisisi kemudian ditindaklanjuti dengan digitalisasi. Hasil dari digitalisasi data tersebut diklasifikasikan kembali sesuai dengan kualitasnya antara lain KW1, KW2, KW3, KW4, KW5 dan KW6. Setelah dilakukan pengklasifikasian kualitas data hasil digitalisasi peta pendaftaran ditemukan permasalahan antara lain adanya overlap dengan bidang tanah yang sudah terpetakan sebelumnya, perbedaan luas, hingga bentuk dan posisi bidang yang tidak sesuai. Kondisi ini perlu dievaluasi agar kualitas data dapat terjaga dari segi fisik dan yuridis. Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan uji kualitas data yang terdapat pada GeoKKP (Data PTSL 2018) dengan data hasil ukur bidang tanah dengan menggunakan GPS RTK yang direferensikan dengan data GPS statik di Dusun Jetis. Hasil dari penelitian ini berupa tingkat ketelitian dari segi luas bidang tanah, kesesuaian bentuk dan posisi serta dari klasifikasi kepemilikan sertipikat. Total bidang tanah hasil overlay GeoKKP dengan hasil pengkuran adalah 228 bidang, dengan rincian bidang pada GeoKKP sejumlah 146 dan bidang hasil ukur sejumlah 82. Bentuk, luas, dan posisi menunjukkan hasil yang signifikan berbeda karena ada beberapa faktor.diantaranya alat pengukuran yang digunakan mempunyai tingkat ketelitian yang berbeda , tidak adanya peta kerja (basemap) yang dapat dijadikan acuan, dan perubahan batas bidang yang dapat terjadi dari waktu ke waktu.

References

  1. Abidin, Hasanuddin, Z. 2007. Modul 3: GPS Positioning. Bandung: Institut Teknologi Bandung
  2. Badan Pertanahan Nasional, 2019. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kontrol Kualitas Pekerjaan Pengukuran Dan Pemetaan Bidang Tanah.
  3. Badan Pusat Statistik, 2019. Geografi Kabupaten Boyolali
  4. Baharudin, Irfan. 2017. Analisis Hasil Digitalisasi Surat Ukur pada Sistem GeoKKP di Kantor Pertanahan Kota Semarang (Studi Kasus: Kel. Karangroto Dan Kel. Genuksari, Kec. Genuk). Skripsi Teknik Geodesi, Universitas Diponegoro: Semarang
  5. Marni, Nordina. 2015. Peningkatan Kualitas Data Spasial Bidang Tanah Terdaftar pada Program Geokkp di Kantor Pertanahan Kabupaten Kota Baru Provinsi Kalimantan Selatan Skripsi Teknik Geodesi: Universitas Diponegoro Semarang
  6. PP No 24 Tahun 1997, 1997. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Negara Kesatuan Republik Indonesia
  7. Setiady, 2013. Aplikasi GPS RTK untuk Pemetaan Bidang Tanah. Jurnal Hal 12 Online Institut Teknologi Nasional Vol.1 Nomor 1. ISSN 2338-350X.ESRI. (2017). Fundamentals of pan sharpening. https://pro.arcgis.com/en/pro-app/latest/help/analysis/raster-functions/fundamentals-of-pan-sharpening-pro.htm
  8. Lapan. (2016). Informasi Titik Panas ( Hotspot ) Kebakaran Hutan / Lahan: Vol. ISBN 978-6. https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwim48Ke0_nOAhWHQo8KHfjdB7sQFggtMAI&url=http://pusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Panduan_hotspot_2016 versi draft 1_LAPAN.pdf&usg=AFQjCNHM3Ydg
  9. Lukiawan, R., Purwanto, E. H., & Ayundyahrini, M. (2019). Analisis Pentingnya Standar Koreksi Geometrik Citra Satelit Resolusi Menengah dan Kebutuhan Manfaat Bagi Pengguna. Jurnal Standardisasi, 21(1), 45. https://doi.org/10.31153/js.v21i1.735
  10. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No P.32/MenLHK/Setjen/Kum.1/3/2016 Tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 1 (2016)
  11. Pusfatja LAPAN. (2015). Pedoman Pemanfaatan Data LANDSAT-8 untuk Deteksi Daerah Terbakar (Burned Area). September 2014, 21
  12. Sutanto. (2013). Metode Penelitian Penginderaan Jauh. Badan Penerbit Fakultas Geografi (BPFG)
  13. Tacconi, L. (2003). Fires in Indonesia: causes, costs and policy implications. Fires in Indonesia: Causes, Costs and Policy Implications, 38, 1–34. https://doi.org/10.17528/cifor/001552
  14. Vetrita, Y., & Haryani, N. S. (2012). Validasi Hotspot MODIS Indofire di Provinsi Riau. Jurnal Ilmiah Geomatika, 18(1), 17–28
  15. Zubaidah, A., Sulma, S., Suwarsono, S., Vetrita, Y., Priyatna, M., & Ayu, K. (2017). Akurasi Luas Areal Kebakaran Dari Data Landsat-8 Oli Di Wilayah Kalimantan. Majalah Ilmiah Globe, 19(1), 21–32. https://doi.org/10.24895/mig.2017.19-1.442

  1. Desi Suci Richasari  Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional, Indonesia
  2. Agelliyah Juliyani  Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional, Indonesia