Pemantauan Pergerakan Lereng Menggunakan Total Station Pada Tambang Batubara Terbuka Di PIT X PT. Khotai Makmur Insan Abadi

Open Access
Article Info
Submitted: 2021-11-29
Published: 2021-12-10
Section: Articles
Language: ID
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan permasalahan pada kegagalan desain atau kegagalan perhitungan lereng yang disebabkan minimnya informasi geologi dan geoteknik yang dapat mencerminkan kondisi nyata material yang ada di lapangan. Kegagalan tersebut berupa kejadian longsor atau pergeseran lereng yang dapat membahayakan kegiatan penambangan batubara. Untuk meminimalkan dampak negatif yang akan ditimbulkan dari kegagalan tersebut, maka dilakukan pengamatan yang mendetail, dengan tingkat ketelitian yang tinggi, dan peninjauan keberhasilan desain dengan melakukan proses pendekatan kualitatif dan kuantitatif menggunakan beberapa metode yang telah ada. Salah satu metode tersebut adalah dengan melakukan pemantauan kestabilan lereng tambang terbuka dengan survei monitoring menggunakan Total Station.Metode yang digunakan adalah metode pengambilan data lapangan dengan melakukan pengukuran monitoring menggunakan Total Station untuk pengambilan data koordinat Easting, Northing dan Elevasi. Titik patok pemantauan atau disingkat titik pemantauan (TP), menggunakan patok  TP 40 dan Patok TP 36. Data pengukuran lapangan diproses dan dianalisa menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel dalam bentuk tabel serta grafik untuk mengetahui pergerakan lereng. Lokasi dari penelitian ini di tambang batubara terbuka Pit X PT. Khotai Makmur Insan Abadi, Kabupaten Kutai Kartanegara. Survei monitoring dilaksanakan setiap pukul 09.00 WITA selama bulan Mei tahun 2020.Berdasarkan hasil dari survei monitoring kedua titik pemantauan (TP) dapat disampaikan, pergeseran di titik pemantauan 40 (TP_40) relatif stabil, meski ada beberapa tanggal yang terjadi pergeseran yang melebihi ambang batas 0,100 m dengan status hati - hati. Dan untuk pergeseran di titik pemantauan 36 (TP 36) terjadi pergeseran yang melebihi ambang batas maximum 0,300 m ditanggal tertentu. Dari hal ini harus dilakukan evakuasi terhadap aktifitas yang berada di sekitar area TP 36, karena dapat menyebabkan hal-hal yang dapat merugikan perusahaan. Hasil dari pemantauan ini berdampak positif terhadap personil dan peralatan yang melakukan penambangan di sekitar area titik pemantauan, serta dapat dijadikan referensi untuk pembuatan desain lereng yang lebih aman

References

  1. Azizi, Masagus Ahmad dkk, 2012, Analisis Risiko Kestabilan Lereng Tambang Terbuka (Studi Kasus Tambang Mineral X), Prosiding Simposium Dan Seminar Geomekanika Ke 1, Hal 4.19-4.27
  2. Supandi, 2011, Pengamatan Kestabilan Lereng Tambang Menggunakan Slope Stability Radar (SSR). Jurnal Teknologi Technoscientia, Vol. 4 No.1, Hal 94-102
  3. Supriatna, S., Sukardi, E. Rustandi, 1995, Buku Lampiran Peta Geologi Lembar Samarinda. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi: Kalimantan.
  4. Steven, dkk, 2020, Manajemen Risiko Kegagalan Lereng Pada Tambang Emas Menggunakan Teknologi Slope Stability Radar. Prosiding TPT XXIX PERHAPI, hal 85-94.

  1. Radik Khairil Insanu  Program Studi Teknologi Geomatika-Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Indonesia